Tanggal 22 Oktober setiap tahunnya menjadi momen penting bagi umat Islam Indonesia, khususnya bagi para santri dan pesantren, karena pada hari tersebut diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Peringatan ini tidak hanya sekadar merayakan perjuangan para santri dalam konteks sejarah, tetapi juga menjadi momentum untuk merenungkan peran santri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada tahun 2024 ini, Hari Santri Nasional semakin relevan dengan semakin berkembangnya tantangan zaman dan peran strategis yang dapat dimainkan oleh generasi santri dalam membangun bangsa yang lebih baik.
MWC NU Banyubiru di tanggal 27 Oktober 2024 kemarin, ikut memeriahkan Hari Santri Nasional dengan melakukan pawai ta’aruf dan pentas seni rakyat di Lapangan Banyubiru. Antusiasme warga NU dan masyarakat begitu tinggi, terbukti peserta pawai diikuti hampir 2000 warga, 160 mobil hias, dan ratusan kendaraan roda dua. Acara yang digagas oleh Pengurus MWC NU, pengurus ranting NU dan banom- banom NU se Kec. Banyubiru ini mampu membangkitkan semangat para warga NU dalam meningkatkan peran NU bagi umat. Selain itu acara juga dimeriahkan berbagai pentas seni seperti hadroh, pencak silat dari Pager Nusa dan lain- lain. Acara juga dihadiri PLT Bupati H.M. Basari S.T , M Si yang juga menyampaikan motivasi bagi para santri untuk terus berjuang dan berperan bagi masyarakat dan Bangsa Indonesia.
Latar Belakang Penetapan Hari Santri Nasional
Hari Santri Nasional pertama kali ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015, yang mencatat tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Penetapan ini mengacu pada sejarah peran penting para santri dan pesantren dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya pada Peristiwa Resolusi Jihad 22 Oktober 1945. Pada tanggal tersebut, para ulama dan santri di bawah kepemimpinan Hadratusy Syeikh KH. Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa untuk berjihad melawan penjajah. Fatwa tersebut menjadi landasan bagi para santri untuk bergerak bersama-sama rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari ancaman penjajahan Belanda yang kembali ingin menguasai Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan.
Keputusan untuk memperingati Hari Santri tidak hanya untuk mengenang peristiwa heroik tersebut, tetapi juga untuk mengapresiasi kontribusi besar pesantren dalam mencetak karakter bangsa, terutama dalam hal pengajaran agama, moralitas, dan keilmuan. Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang telah eksis sejak lama memainkan peran penting dalam mencetak generasi-generasi yang tidak hanya berkompeten secara akademis, tetapi juga memiliki karakter mulia yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.
Peran Santri dalam Sejarah Perjuangan Kemerdekaan
Santri dan pesantren tidak bisa dipisahkan dari sejarah panjang perjuangan kemerdekaan Indonesia. Salah satu tonggak penting adalah terjadinya Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy’ari pada tahun 1945, beberapa hari setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Dalam fatwanya, KH. Hasyim Asy’ari menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk berjihad melawan penjajahan Belanda yang kembali ingin menguasai Indonesia. Fatwa ini memotivasi ribuan santri dan umat Islam untuk turun ke medan perang, berperang bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
Berkat semangat perjuangan ini, para santri menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah panjang Indonesia. Mereka berjuang dengan sepenuh hati, tidak hanya di medan perang, tetapi juga dengan memberikan dukungan moral, spiritual, dan logistik kepada pejuang kemerdekaan. Bahkan, banyak di antara mereka yang gugur dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Peran Santri dalam Pembangunan Bangsa
Hari Santri Nasional juga memberikan kesempatan untuk menyoroti peran santri dalam pembangunan bangsa Indonesia di masa kini. Meskipun zaman telah berubah dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks, para santri tetap memiliki posisi yang sangat penting dalam membentuk karakter bangsa. Berikut adalah beberapa peran strategis yang dapat dimainkan oleh para santri dalam pembangunan bangsa Indonesia:
Penguatan Karakter Bangsa
Santri dan pesantren sejak dulu dikenal sebagai tempat untuk mencetak generasi yang memiliki integritas, etika, dan keimanan yang kuat. Di tengah tantangan zaman modern yang serba materialistik dan individualistik, pesantren dapat menjadi benteng terakhir dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh dalam moral dan akhlak. Santri dengan pendidikan agama yang kuat dapat memberikan kontribusi besar dalam mengatasi berbagai persoalan sosial seperti korupsi, kekerasan, intoleransi, dan ketidakadilan yang sering mengemuka dalam kehidupan masyarakat.
Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi
Pesantren bukan hanya tempat untuk menuntut ilmu agama, tetapi juga telah bertransformasi menjadi lembaga pendidikan yang mencetak calon-calon profesional di berbagai bidang. Santri kini banyak yang mengenyam pendidikan formal selain pendidikan agama, seperti di bidang teknologi, ekonomi, dan kesehatan. Keberagaman keahlian yang dimiliki oleh para santri memungkinkan mereka untuk berkontribusi dalam sektor ekonomi, menciptakan wirausaha baru, dan berperan dalam pembangunan ekonomi lokal maupun nasional.
Di banyak daerah, pesantren juga telah mendirikan lembaga usaha, seperti koperasi pesantren, unit usaha kecil dan menengah (UKM), serta usaha mikro lainnya yang melibatkan santri dan masyarakat sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa pesantren tidak hanya berperan dalam bidang pendidikan, tetapi juga dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Peran dalam Menjaga Keberagaman dan Toleransi
Indonesia dikenal sebagai negara dengan keberagaman yang sangat tinggi, baik dalam hal agama, suku, ras, maupun budaya. Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana menjaga harmoni dan toleransi antarumat beragama. Para santri, dengan dasar ajaran Islam yang moderat, dapat memainkan peran penting dalam menjaga kerukunan antar umat beragama. Banyak pesantren yang mengajarkan nilai-nilai pluralisme dan menghargai keberagaman, yang menjadi landasan untuk menciptakan masyarakat yang damai dan toleran.
Santri, melalui organisasi-organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, juga aktif terlibat dalam berbagai program yang mempromosikan perdamaian dan menghargai perbedaan. Mereka juga berperan dalam memperkuat kerukunan umat beragama melalui dialog antaragama dan berbagai kegiatan sosial yang mendukung kehidupan bersama yang harmonis.
Pemuda dan Santri sebagai Agen Perubahan Sosial
Di era digital ini, pemuda dan santri tidak hanya belajar di pesantren tetapi juga semakin aktif menggunakan teknologi untuk menyebarkan nilai-nilai positif. Banyak santri yang kini terlibat dalam dunia digital, dari mulai menjadi influencer dengan konten yang mendidik hingga berkontribusi dalam platform edukasi online. Mereka menjadi contoh bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan globalisasi, dan tetap mempertahankan jati diri dan ajaran agama.
Pemuda dan santri memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat, membawa gagasan-gagasan baru yang konstruktif, serta menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah bagian dari masa depan Indonesia yang akan terus berkembang.
Refleksi dan Harapan untuk Masa Depan
Hari Santri Nasional 2024 seharusnya menjadi refleksi bagi kita semua mengenai peran strategis para santri dalam kehidupan berbangsa. Dengan segala tantangan yang ada, seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, radikalisasi, dan perpecahan sosial, santri diharapkan dapat menjadi pelopor dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat. Para santri, dengan didikan pesantren yang mengutamakan integritas dan keberagaman, memiliki potensi untuk memainkan peran penting dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
Melalui pendidikan yang berbasis nilai-nilai agama dan kebangsaan, santri dapat menjadi generasi yang tidak hanya cerdas dan terampil, tetapi juga berkarakter, penuh empati, dan mampu menjaga keutuhan bangsa. Sebagai bangsa yang besar dan majemuk, Indonesia membutuhkan kontribusi dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk santri, untuk mewujudkan cita-cita bersama menuju Indonesia yang lebih adil, makmur, dan berkeadilan sosial.
Dengan demikian, Hari Santri Nasional 2024 bukan hanya sekadar peringatan sejarah, tetapi juga ajakan untuk kita semua berkolaborasi dan terus berupaya membangun Indonesia yang lebih baik, dengan santri sebagai salah satu kekuatan utama yang mendorong perubahan ke arah yang lebih positif.