slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
Target Polarisasi Kekuatan Islam, Jawa dan Nusantara - Nusaba.id
Indeks

Target Polarisasi Kekuatan Islam, Jawa dan Nusantara

Fenomena dan dinamika politik nusantara, dan sejarah perlawanan bangsa Indonesia.

Dalam sejarah perjuangan nusantara, kita bisa melihat bahwa kita memiliki kekuatan yang memang sulit untuk ditundukkan. Berbagai macam cara dilakukan para penjajah agar mereka bisa merampok kekayaan di tanah air kita tercinta ini. Pramoedya AT mengatakan dahulu penjajah hanya menjajah sampai halaman rumah kita, namun sekarang sudah sampai pada pikiran kita.

Dimanakah Kekuatan Kita?
Para penjajah sudah menyadari bahwa kekuatan kita tidak bisa dipandang remeh sehingga mereka melakukan berbagai cara untuk melemahkan kekuatan ini.
Secara garis besar kekuatan kita antara lain
1. Rakyat yang kuat dan berkeTuhanan serta Budaya.
2. Para Wali, Ulama, Pemimpin dan Santri
3. Tentara dan Teritori.

Di Timur Tengah sudah menjadi fakta bahwa para penjajah ini sudah berhasil melakukan operasi, bahkan sudah bisa dikatakan berhasil di Arab, meskipun masih banyak perlawanan-perlawanan. Banyak negara – negara sudah hancur misalnya Suriah, Iraq, Afganistan, Palestina, dan lain -lain. Bahkan banyak dari mereka meminta perlindungan ke Negara kita, contoh ketika Arab dikuasai Ibnu Saud yang beraliran Wahabisme, maka keturunan Nabi banyak yang dihabisi, bahkan sampai karbala, dan juga Yaman. Banyak Sayid meminta perlindungan ke Raja Mataram sehingga atas kebaikan Raja Mataram, mereka diperbolehkan untuk tinggal di daerah Mataram, yang sekarang disebut Sayidan.

Indonesia khususnya Islam dan Jawa
Iniliah target yang paling sulit ditundukkan, karena kekuatan inilah dalam sejarah perjuangan Bangsa ini dirasa penjajah sebagai kekuatan yang aktif melakukan perlawanan. Ajaran Islam mampu menjawab perlawanan dengan memakai konsep Jihad. Dan juga mampu menciptakan persatuan serta bisa membentuk jaringan ulama seluruh Dunia. Serta mampu menanamkan nasionalisme karena itu sebagian dari Iman (Hubbul Wathan Minal Iman). Selain Islam, kekuatan lain yang sulit ditundukkan yaitu Jawa. Bangsa di Nusantara memang sudah berpengalaman lama menjadi sebuah kerajaan. Khususnya di pulau Jawa yang diistilahkan sebagai Tanah yang Gung Lewang Lewung Jalmoro Jalmomati, yang berarti Pulau yang berisi hutan – hutan, Gunung, dan siapa yang masuk ke Tanah ini bisa mati. Dan seiring perkembangan tanah ini berisi orang-orang yang ahli diantaranya Jalmatani, Jalmaundagi, Jalmaujamdudukan, jalmapangiarik, jalma prajurit atau orang yang ahli di bidang pertanian, pengrajin (logam, batu, kayu, bambu, dll), ahli dalam kedokteran, penulis, dan ahli dalam hal perang maupun militer. Selain itu peradaban dan juga ibu kota ada di Jawa, sehingga Jawa merupakan target bagi para penjajah. Kita bisa check sekarang siapa yang menguasai kapital, dan juga tanah – tanah di Indonesia, apakah para anak cucu orang Nusantara, anak cucu para pejuang yang sudah merelakan darah, nyawa, dan harta untuk Kejayaan Bangsa ini? Silahkan renungkan.

Apakah kita menyerah atas penjajahan?
Tidak..!!!, berbagai perlawanan bahkan para leluhur kita memakai istilah tohnyowo yaitu rela mengorbankan nyawa untuk melawan penjajah. Sebagai contoh ketika pasukan militer terkuat di dunia yang belum ada yang mampu mengalahkannya yaitu pasukan Mongolia yang dipimpin Jenghis Khan. Singosari dengan gagah berani melawan, bahkan utusan Mongolia dipermalukan yaitu dengan diriris telingannya kemudian disuruh kembali. Contoh Lain yaitu perlawanan yang dilakukan oleh Diponegoro dan Pasukan yang kita kenal dengan istilah Perang Jawa, Perlawanan Kerajaan Mataram misalnya Tumenggung Suro Agul Agul dan masih banyak lagi. Juga perlawanan dari Kerajaan Aceh, misalnya perlawanan dari Laksamana wanita pertama di dunia yaitu Keumalahayati dan pasukan para janda Aceh yaitu Inong Balee. Perlawanan dari Aceh dan Jawa ini lah yang membuat Belanda malu dan mengakui bahwa perlawanan ini lah yang terberat sepanjang sejarah perperangan mereka. Hingga di abad 19 perlawanan pun masih belum terhenti, misalnya perlawanan Hadratus Syaikh Kyai Hasyim Asyari dan para Ulama tanah air dan para santri-santrinya yang menewaskan Jendral Mallaby Inggris yaitu negara besar pemenang perang dunia kedua. Dan perlawanan dari Jendral Sudirman beserta pasukan memakai teknik perang Gerilya. Selain itu juga banyak perlawanan dari berbagai Kerajaan, Suku Bangsa di tanah nusantara ini. Sebagai Contoh perlawanan dari kerajaan Demak, Cirebon, Banten, Bali, dan berbagai wilayah di Kalimantan, Sulawesi, dan sebagainya.

Beberapa cara penjajahan dilakukan dan ini berlangsung lama, sebagai contoh
1. Devide at impera (Adu domba), dengan cara membuat kebohongan sejarah melalui serat, babad dan lain – lain.
2. Penjajahan fisik dengan membentuk koloni – koloni, mendirikan benteng, mendatangkan pasukan militer dan peralatan perang
3. Hegemoni melalui film, musik, sehingga budaya setempat tergerus, sejarah heroik ditenggelamkan. Cara berfikir mereka setting, termasuk juga perilaku hidup. Sebagai contoh mereka membuat film yang menganggap orang kulit putih kuat, misalnya raja hutan Tarzan, Raja perang Rambo, Rajanya pelaut Popeye, Captain America, Superman, Iron Man, The Last Samurai Tom Cruz dan masih banyak lagi. Sementara orang Jawa ditempatkan dalam peran sebagai tokoh Pembantu, misal mbok Rinah, Inem, dan lain -lain.
4. Menjebak dengan memakai hutang, sehingga mau tidak mau bangsa ini harus menandatangani kontrak, sehingga kekayaan mereka keruk.
5. Membuat perjanjian, sehingga mereka dengan leluasa menghujani produk-produk dan akhirnya bangsa ini mengalami ketergantungan yang sifatnya konsumeristik.
6. Dengan candu atau istilah populer sekarang narkoba. Cara ini pernah dipakai untuk melawan Pasukan Diponegoro.
7. Dengan Sekolah, cara ini dipakai agar orang bumi putera/pribumi mengikuti pendidikan ala mereka. Targetnya adalah perlawanan dari para Kyai, Ulama dan Santri maupun pesantren itu sendiri.
8. Dengan tekhnologi dan Biologi yaitu menyerang security negara dan juga teritori misal memakai drone dan memakai bahan kimia, virus dan lain -lain.

Dua tipe penjajah antara lain penjajah yang menginginkan:
1. Negara yang dijajah damai
Dengan adanya kedamaian di negara yang dijajah, maka mereka dapat menjual produknya sehingga secara tidak langsung, negara yang dijajah ditarget menjadi konsumen atas produk mereka. Ini lah yang dimaksud Presiden Sukarno sebagai neoliberalisme.
2. Negara pecah
Karena perlawanan fisik sangat berat, dan memerlukan biaya mahal, maka penjajah melakukan politik pecah belah, mereka datang dengan kapital yang pada akhirnya mereka bisa membuat pemimpin dan aturan berupa perpres, perda, pergub, dan lain – lain, bahkan bisa merubah Undang-Undang. Ini lah yang dimaksud Presiden Sukarno sebagai neokolonialisme.

Globalization Unmask dan Gagalnya Prediksi Karl Max
Globalization Unmask yaitu Globalisasi tanpa topeng, cara inilah yang membuat prediksi Karl Max gagal. Dalam Manifesto komunis Karl Max, mengatakan bahwa negara – negara pada akhirnya akan memilih ideologi sosialis kemudian menjadi komunis, karena ideologi kapitalis akan habis dengan sendirinya. Dia berpendapat bahwa kapitalis A akan bertarung dengan Kapitalis B dan seterusnya, maka mereka akan hancur dengan sendirinya karena pertarungan itu. Namun realitanya kapitalis lebih fleksibel terhadap regulasi pemerintah dalam sebuah negara. Kapitalis datang dengan kapital atau modal, sehingga dia mampu membuat pemimpin dengan kapital yang mereka miliki. Dan akhirnya dari pemimpin itu bisa membuat kebijakan yang membuat para kapitalis ini untung. Dalam hal ini ada ruang antara pemimpin, pejabat untuk berkomunikasi dengan para oligarki. Kerjasama ini lah yang nantinya mengakibatkan berbagai gejolak, baik politik, hukum, keamanan negara dan sebagainya. Dan pada akhirnya muncul ketidak adilan, Pancasila diinjak – injak dan rakyat menjadi korban.

Penjajahan dapat berupa penjajahan atas martabat, nyawa dan harta. Mari kita pelajari siapa yang berkhianat, siapa yang datang, fenomena apa yang berkembang, ada kejadian apa, kapan dan dimana, mengapa itu terjadi, mengapa kejadian itu terjadi sekarang, apakah ada kaitan kejadian satu dengan yang lainnya. Ok, terimakasih sudah berkunjung di blog Nusaba ini. Tetap pegang erat persatuan dan wangsit para leluhur nusantara.

Exit mobile version